“Lawanlah nafsu bicara dengan diam, hadapilah soal pelik dengan tafakur. Berpikir cermat berarti selamat, penyesalan dan keinsyafan menyebabkan kita menjadi waspada, musyawarah dengan orang-orang budiman akan memperkuat keyakinan”
Senin, 24 Juni 2013
Selasa, 14 Mei 2013
4 Cara Mengubah
Kelemahan Menjadi Sebuah Kekuatan
Kita semua paling sedikit punya 1 sifat yang menjadi kelemahan kita. Mulai tidak tegas atau plin-plan, mulai dari hal kecil sampai hal besar, dan juga sifat pesimis yang selalu cemas bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk. Kabar baiknya adalah, kita bisa mengubah kelemahan ini menjadi kekuatan dengan mengubah prespektif atau cara kita memandang sesuatu.
Kita semua paling sedikit punya 1 sifat yang menjadi kelemahan kita. Mulai tidak tegas atau plin-plan, mulai dari hal kecil sampai hal besar, dan juga sifat pesimis yang selalu cemas bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk. Kabar baiknya adalah, kita bisa mengubah kelemahan ini menjadi kekuatan dengan mengubah prespektif atau cara kita memandang sesuatu.
Menurut Alan Downs Ph.D.,dalam bukunya The
Half Empty Heart: A Supportive Guide for Breaking Free From Chronic Discontent,
kebanyakan orang cenderung terlalu memikirkan kelemahan ketimbang fokus pada
kekuatan-kekuatan mereka. Berikut, cara mengubah beberapa sifat negatif yang
paling umum menjadi kekuatan.
1. Ubah sikap
pesimistis menjadi realistis
Gunakan sifat dan bakat anda yang praktis dan
realistis untuk mencari solusi dengan melihat sisi terang sambil mempersiapkan
yang terburuk, saran Perry W. Buffington Ph.D., dalam bukunya Cheap
Psychological Tricks for Parents. Jika Anda yakin, hujan lebat akan merusak
pesta perkawinan Anda yang diselenggarakan di luar ruangan, buat rencana
pendukung untuk memindahkan upacara ke dalam ruangan. Ungkapkan kerisauan Anda
kepada pasangan Anda misalnya dengan berkata,”Saya yakin segala sesuatu akan
berjalan lancar. Tapi saya pikir akan lebih baik jika kita juga mempersiapkan
segala sesuatu jika hujan.” Dengan cara ini, orang-orang akan menilai Anda
sebagai orang yang berpikir ke depan, bukan sebagai orang pesimis yang hanya
melihat sisi negatif.
Tapi hati-hati jika anda tak bisa melihat sisi
terang dalam situasi apa pun. Orang pesimis takut harapan-harapan mereka tak
terpenuhi atau takut disakiti. Sikap seperti ini memang bisa mencegah timbulnya
kekecewaan (Anda tak akan kecewa saat gagal mendapatkan pekerjaan baru yang
lebih baik jika Anda tidak mendambakannya), tapi mengubah sifat pesimis bisa
membuat Anda bahagia.
2. Ubah sikap
menunda menjadi pemikir yang dalam
Daripada menghukum diri sendiri karena sifat
suka menunda, lebih baik fokus pada kemampuan Anda dalam mempertimbangkan
pilihan-pilihan. Pikirkan sesuatu yang tidak Anda laksanakan atau Anda tunda.
Mencari pekerjaan misalnya. Lalu tentukan deadline selama seminggu untuk
menyusun rencana. Gunakan 7 hari Anda berikutnya untuk riset keputusan Anda.
Misalnya perusahaan apa yang menawarkan peluang-peluang terbaik? Keterampilan
apa yang diperlukan untuk mendapatkan posisi yang tingakatannya lebih tinggi?
Melengkapi diri dengan informasi-informasi menimbulkan rasa percaya diri dan
momentum untuk bergerak ke depan. Saat tiba hari ke-7, Anda sudah siap mengirim
resume Anda lewat pos
Buat yang suka menunda ini membuat kehidupan
Anda mandek. Sering tak bisa menyelesaikan tugas tepat waktu atau sering
terlambat membayar tagihan kartu kredit merupakan pertanda saatnya untuk
berubah. Tetapkan dan lingkari tanggal dalam agenda Anda untuk membayar tagihan
dan mneyelesaikan tugas. Siapkan waktu ekstra untuk mengantisipasi penundaan,
saran Downs.
3. Ubah sikap suka
mencela diri sendiri menjadi analitis
Buffington menyarankan menggunakan kesadaran
diri yang tinggi untuk pertumbuhan pribadi. Dari pada terus memikirkan perilaku
Anda yang salah saat menghadiri jamuan makan malam semalam (misalnya makan
salad dengan garpu yang salah dan humor Anda gagal mengundang tawa), Buffington
menyarankan untuk menganalisa kesalahan-kesalahan tersebut secara realistis.
Pikirkan apa semua orang tahu atau peduli, bahwa Anda menggunakan peralatan
makan yang salah. Lalu jadikan kesalahan ini sebagai peluang untuk perbaikan
diri. Jika celaan Anda muncul dari dalam diri setelah itu, berhenti sejenak dan
catat setiap pikiran negatif tersebut. Misalnya, atasan tidak menyukai Anda,
baju Anda tidak bagus. Pikirkan satu langkah yang bisa Anda ambil untuk
memperbaiki kelemahan ini. Misalnya dengan mengemukakan lebih banyak ide dalam
rapat berikutnya atau minta saran berbusana dari teman yang modis.
Orang yang suka mencela diri sendiri akan
menjadi masalah jika sikap ini membuat Anda tidak mengambil peluang-peluang
yang berharga. Jika Anda melewatkan tugas bergengsi karena Anda merasa tidak punya
pengalaman, tidak percaya diri atau kurang pintar, Anda akan membuat karier
Anda akan lebih rusak ketimbang jika Anda menerima tugas tersebut dan melakukan
beberapa kesalahan. Orang-orang akan mengingat usaha Anda ketimbang satu atau
dari dua kesalahan yang Anda lakukan saat berupaya.
4. Ubah sikap
impulsif menjadi spontan
Orang yang cepat mengambil keputusan sering
paling baik dalam mengatasi keadaan gawat, ahli dalam presentasi mendadak atau
mengadakan jamuan makan malam dadakan. Ubah dorongan yang kuat untuk
mengerjakan sesuatu tanpa berpikir panjang menjadi spontanitas dengan bersikap
fleksibel dan terbuka terhadap perubahan ketimbang terburu-buru atau gegabah.
Sebagai contoh, jika mendadak muncul pemikiran kreatif di saat Anda mencoba
mempersiapkan presentasi penting, coba tahan godaan untuk melaksanakan
pemikiran tersebut. Kuatkan kemampuan Anda untuk memikirkan ide-ide presentasi
tersebut dan mengajak kolega untuk brainstorming dadakan. Mengubah
kecenderungan terlalu cepat bertindak sehingga menjadi lebih konstruktif dapat
membantu Anda mencapai hasil yang jauh lebih baik.
Buat yang sering melontarkan komentar yang
tidak tepat saat rapat atau berkumpul dengan sanak famili. Ini berisiko merusak
hubungan personal Anda, hubungan profesional, termasuk merusak reputasi Anda.
Sebelum bicara, lebih baik bayangkan respons orang lain tentang apa yang Anda
katakan. Cara ini bisa menghambat dorongan Anda mengungkapkan pendapat secara
keras dan memberi Anda waktu untuk memikirkan apakah pernyataan Anda itu pantas
atau bermanfaat jika dikemukakan.
Jika impulsif mendorong Anda membuat keputusan
yang tergesa-gesa, baik keputusan besar (beli mobil baru atau cari pekerjaan
baru) ataupun keputusan kecil (memperbaiki sol sepatu yang rusak) coba lakukan
oleh mental yang berikut ini. Bayangkan Anda duduk di belakang kemudi, jalan ke
dalam kantor baru, atau mengenakan sepatu itu. Pikirkan apakah hal ini sesuai
dengan hidup Anda. Apakah keuangan Anda cukup untuk beli mobil itu, pekerjaan
itu fleksibel dan sepatu itu menjadi nyaman dipakai? Jedah sementara ini dapat
membuat Anda membuat keputusan yang paling cerdas.
sumber: [lihat.co.id] -
Sabtu, 11 Mei 2013
Tip Menjadi Orang Tua
Sepuluh Tip Menjadi Orang Tua yang Menyenangkan
Ada banyak cara untuk menciptakan suasana bahagia pada anak-anak Anda. Waktu yang berkualitas akan mewujudkan hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua. Hingga mereka suatu saat harus meninggalkan Anda saat dewasa nanti. Dalam kacamata sains, ada 10 tips berbasis penelitian bagaimana menjadi orang tua yang baik.
1. Selalu bercanda
Menurut penelitian yang dipresentasikan dalam Economic and Social Research Councils, Festival of Social Science 2011, bercanda dengan balita Anda akan membantu mengatur mereka dalam hal keberhasilan sosial. Ketika orang tua bercanda dan berpura-pura, ini akan memacu anak-anak untuk berpikir kreatif, menambah hubungan teman, dan mengatur tingkat stres.
2. Berpikirlah positif
Orang tua yang mengekpresikan emosi negatif terhadap balita mereka atau menanganinya dengan kasar, maka itulah cerminan masa kanak-kanaknya dulu. Ini berita buruk karena agresi perilaku yang dilakukan pada anak usia 5 tahun akan terus dicontohnya hingga dewasa nanti, bahkan dengan pasangan hidupnya di masa depan.
3. Selalu wujudkan kasih sayang
Penelitian menunjukkan bahwa kasih sayang adalah keterampilan hidup yang penting untuk membantu seseorang tetap ulet menghadapi tantangan. Orang tua dapat menggunakannya ketika menghadapi kesulitan dalam membesarkan anak. Dengan demikian, mereka bisa menjadi teladan bagi anak-anak mereka.
4. Biarkan mereka pergi
Ketika anak Anda beranjak dewasa, biarkanlah mereka pergi. Saat-saat menjadi mahasiswa di luar kota, orang tua cenderung cemas melepas dan kurang terbuka terhadap pengalaman baru yang akan diperoleh si anak. Bersikaplah santai, biarkan mereka pergi. Mungkin sudah saatnya orang tua mulai mundur meski tetap tak melepas pengawasannya.
5. Pelihara pernikahan Anda
Jangan biarkan hubungan Anda dan pasangan menjadi buruk saat kehadiran anak. Menurut penelitian dalam jurnal Child Development edisi Mei 2011, pernikahan yang bermasalah saat usia bayi 9 bulan akan memberi kontribusi anak sulit tidur pada usia 18 bulan. Mereka akan merekam bahwa rumah tersebut adalah rumah stres. Dan stres inilah yang menyebabkan masalah susah tidur itu.
6. Pelihara kesehatan mental Anda
Jika Anda mencurigai bahwa diri Anda tertekan, maka segeralah meminta bantuan psikolog untuk kepentingan Anda sendiri dan anak. Ibu yang tertekan dengan gaya pengasuhan negatif dapat menyebabkan stres bagi anak-anak. Penelitian yang dilakukan pada 2011 menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh ibu-ibu depresi, akan lebih mudah tertekan pada tahun prasekolahnya.
7. Jadilah ibu yang hangat kepada anak-anaknya
Hubungan pribadi yang hangat antara ibu dan anak tampaknya penting dalam mencegah masalah perilaku pada anak-anak.
8. Bersikap bijak saat anak melontarkan argumentasi
Segudang argumentasi yang dilontarkan anak-anak remaja Anda mungkin terdengar menjengkelkan. Namun argumentasi mereka ternyata terkait dengan penolakan kuat dari tekanan teman sebaya di luar rumah. Dengan kata lain, otonomi di rumah akan mendorong otonomi antara teman-temannya. Bersikaplah bijak. Remaja perlu berdiri sendiri, tetapi mereka juga membutuhkan dukungan dari orang tua mereka.
9. Jangan terlalu berambisi untuk sempurna
Tidak ada yang sempurna. Jadi, jangan menyiksa diri dengan target yang terlalu tinggi untuk mencapai orang tua sukses. Berusaha untuk mengabaikan tekanan itu, mungkin Anda akan menemukan diri orang tua lebih santai.
10. Kenali anak Anda dengan cermat
Semua orang berpikir mereka tahu cara terbaik untuk membesarkan anak. Tetapi ternyata cara pengasuhan itu tak bisa sama antara satu anak dengan yang lainnya. Beberapa anak yang kesulitan mengatur emosi mereka, mungkin perlu bantuan ekstra dari ayah atau ibu. Maka kata kuncinya adalah mengasuh anak berdasarkan petunjuk karakter dari anak tersebut.
1. Selalu bercanda
Menurut penelitian yang dipresentasikan dalam Economic and Social Research Councils, Festival of Social Science 2011, bercanda dengan balita Anda akan membantu mengatur mereka dalam hal keberhasilan sosial. Ketika orang tua bercanda dan berpura-pura, ini akan memacu anak-anak untuk berpikir kreatif, menambah hubungan teman, dan mengatur tingkat stres.
2. Berpikirlah positif
Orang tua yang mengekpresikan emosi negatif terhadap balita mereka atau menanganinya dengan kasar, maka itulah cerminan masa kanak-kanaknya dulu. Ini berita buruk karena agresi perilaku yang dilakukan pada anak usia 5 tahun akan terus dicontohnya hingga dewasa nanti, bahkan dengan pasangan hidupnya di masa depan.
3. Selalu wujudkan kasih sayang
Penelitian menunjukkan bahwa kasih sayang adalah keterampilan hidup yang penting untuk membantu seseorang tetap ulet menghadapi tantangan. Orang tua dapat menggunakannya ketika menghadapi kesulitan dalam membesarkan anak. Dengan demikian, mereka bisa menjadi teladan bagi anak-anak mereka.
4. Biarkan mereka pergi
Ketika anak Anda beranjak dewasa, biarkanlah mereka pergi. Saat-saat menjadi mahasiswa di luar kota, orang tua cenderung cemas melepas dan kurang terbuka terhadap pengalaman baru yang akan diperoleh si anak. Bersikaplah santai, biarkan mereka pergi. Mungkin sudah saatnya orang tua mulai mundur meski tetap tak melepas pengawasannya.
5. Pelihara pernikahan Anda
Jangan biarkan hubungan Anda dan pasangan menjadi buruk saat kehadiran anak. Menurut penelitian dalam jurnal Child Development edisi Mei 2011, pernikahan yang bermasalah saat usia bayi 9 bulan akan memberi kontribusi anak sulit tidur pada usia 18 bulan. Mereka akan merekam bahwa rumah tersebut adalah rumah stres. Dan stres inilah yang menyebabkan masalah susah tidur itu.
6. Pelihara kesehatan mental Anda
Jika Anda mencurigai bahwa diri Anda tertekan, maka segeralah meminta bantuan psikolog untuk kepentingan Anda sendiri dan anak. Ibu yang tertekan dengan gaya pengasuhan negatif dapat menyebabkan stres bagi anak-anak. Penelitian yang dilakukan pada 2011 menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh ibu-ibu depresi, akan lebih mudah tertekan pada tahun prasekolahnya.
7. Jadilah ibu yang hangat kepada anak-anaknya
Hubungan pribadi yang hangat antara ibu dan anak tampaknya penting dalam mencegah masalah perilaku pada anak-anak.
8. Bersikap bijak saat anak melontarkan argumentasi
Segudang argumentasi yang dilontarkan anak-anak remaja Anda mungkin terdengar menjengkelkan. Namun argumentasi mereka ternyata terkait dengan penolakan kuat dari tekanan teman sebaya di luar rumah. Dengan kata lain, otonomi di rumah akan mendorong otonomi antara teman-temannya. Bersikaplah bijak. Remaja perlu berdiri sendiri, tetapi mereka juga membutuhkan dukungan dari orang tua mereka.
9. Jangan terlalu berambisi untuk sempurna
Tidak ada yang sempurna. Jadi, jangan menyiksa diri dengan target yang terlalu tinggi untuk mencapai orang tua sukses. Berusaha untuk mengabaikan tekanan itu, mungkin Anda akan menemukan diri orang tua lebih santai.
10. Kenali anak Anda dengan cermat
Semua orang berpikir mereka tahu cara terbaik untuk membesarkan anak. Tetapi ternyata cara pengasuhan itu tak bisa sama antara satu anak dengan yang lainnya. Beberapa anak yang kesulitan mengatur emosi mereka, mungkin perlu bantuan ekstra dari ayah atau ibu. Maka kata kuncinya adalah mengasuh anak berdasarkan petunjuk karakter dari anak tersebut.
disadur dari TEMPO.CO, Minggu, 12 Mei 2013
Langganan:
Postingan (Atom)