Master Program

Selasa, 29 Maret 2011

16 Menulis naskah drama

16.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama
16.2 Menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama

Bermain peran adalah kegiatan memerankan pribadi orang lain berkenaan dengan watak/sikap/tingkah laku. Untuk dapat memerankan orang lain tersebut, perlu dibentuk seorang tokoh yang sesuai dengan imajinasi/bayangan. Pembentukan bayangan/imajinasi tokoh tersebut perlu dijelaskan dalam sebuah karangan yang berbentuk deskripsi.

Dalam mendeskripsikan tokoh perlu gambaran secara utuh tokoh yang akan diperankan. Orang lain yang hendak memerankan tokoh yang telah dibuat akan memiliki imajinasi/gambaran yang jelas. Contoh untuk menggambarkan tokoh imajinasi beberapa hal yang perlu dituliskan. Gambarkan identitas tokoh, seperti nama tokoh, umur, jenis kelamin jabatan/pekerjaanya, tingkat ekonomi, lingkungan social tempat tinggalnya. Selanjutnya jelaskan gambaran fisik berkenaan dengan ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa, wajah/raut muka, potongan rambut, baju dan aksesoris yang dikenakan, tinggi/pendek, kurus/gemuk, atau suka senyum/cemberut.. Tidak lupa jelaskan juga watak, kesukaan, ambisi, temperamental yang dimiliki tokoh tersebut sehingga tokoh tersebut memiliki kepribadian.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam menulis drama adalah kaidah penulisan naskah drama. Misalnya ada peragaan yang disampaikan oleh pelaku harus ditulis berbeda dengan teks dialog pelaku tersebut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan naskah drama adalah sebagai berikut.
1. Struktur dasar sebuah drama terdiri atas tiga bagian: prolog, dialog, dan epilog.
a. Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluam dalam sebuah drama atau sandiwara. Bisa juga, dalam sebuah prolog dikemukakan para pemain, gambaran seting, dan sebagainya.
b. Dialog/monolog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematika yang dihadapi, dan bagaimana manusia dapat menyelesaikan persoalan hidupnya.
c. Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh seorang aktor pada akhir cerita. Dengan kata lain, epilog merupakan peristiwa terakhir yang menyalesaikan peristiwa induk.
2. Dalam sebuah dialog itu sendiri, ada tiga elemen yang tidak boleh dilupakan.
Ketiga elemen tersebut adalah tokoh, wawancang, dan kramagung.
a. Tokoh adalah pelaku yang mempuanyai peran yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis atau antagonis.
b. Percakapan adalah dialog atau monolog yang harus diucapkan oleh tokoh cerita.
c. Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak miring).

Seorang tokoh dapat beraksi dikarenakan tokoh tersebut memiliki konflik. Konflik dalam pementasan tidak terlepas dari kehadiran tokoh yang bertentangan satu dengan lainnya. Gerakan atau tindakan para tokoh, juga melalui dialog yang diucapkan dapat membentuk suatu peristiwa. Peristiwa ini berasal dari hal yang biasa sampai konflik yang memuncak. Hal yang patut diperhatikan adalah peristiwa konflik tidak terjadi begitu saja. Dalam hal ini, peristiwa yang satu akan mengakibatkan peristiwa yang lain.

Tidak ada komentar: