1. Pengertian
Wawancara adalah tanya jawab dengan seorang narasumber (pejabat, tokoh masyarakat, dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai sesuatu hal yang dianggap penting yang layak diketahui oleh masyarakat umum.
Jenis wawancara
a. Wawancara informal
Wawancara yang bersifat spontan, alamiah, pertanyaan bergantung pada si pewawancara sendiri terhadap informasi yang diperlukan
b. Wawancara dengan petunjuk umum
Pewawancara terlebih dahulu membuat kerangka dan garus besar pokok-pokok masalah yang akan ditanyakan. Pokok-pokok tersebut ditulis sebelum dilakukan wawancara. Pokok yang telah disusun tidak harus dipertanyakan secara berurutan.
c. Wawancara baku terbuka
 Wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan,
 kata-katanya, cara penyajiannya sama untuk semua informan/narasumber. Wawancara ini
 bermanfaat apabila jumlah narasumber/informan lebih dari tiga/banyak jumlahnya.
2. Persiapan wawancara
a. Mengetahui identitas narasumber secara umum; pendidikan, kedudukan/jabatan di
 masyarakat, usia, sifat dan sebagainya
b. Menghubungi narasumber terlebih dahulu untuk menanyakan kesediaan diwawancarai,
 menentukan masalah yang akan dibahas, dan menentukan waktu pertemuan yang luang
c. Mempersiapkan garis besar pertanyaan yang akan diajukan; sesuai topik masalah, urutan
 pertanyaan dari hal ringan dahulu, memperhitungkan waktu dengan pertanyaan yang akan
 diajukan
d. Menambah wawasan yang berkaitan dengan masalah yang akan ditanyakan
e. Mempersiapkan alat rekam atau alat tulis
3. Pelaksanaan wawancara
a. Datang pada waktu dan tempat yang ditentukan, wali dengan salam dan sampaikan maksud
 wawancara
b. Ajukan pertanyaan yang ringan atau sederhana terlabih dahulu
c. Sampaikan pertanyaan dengan jelas, singkat sesuai pokok pembicaraan
d. Hindari pertanyaan yang bersifat pribadi, meremehkan, tabu, atau menyinggung perasaan
e. Jawaban of the record jangan dicatat/dimasukkan dalam hasil wawancara
f.  Mencatat hal-hal yang penting dan menyimpulkan sendiri hasil penjelasan yang panjang lebar
g. Lakukan pengamatan secara fisik dan tingkah narasumber
h. Akhiri dengan berterima kasih, permohonan maaf dan mohon diri/salam
Macam-macam Menyimak
1.   Menyimak Intensif
   menyimak memahami secara terperinci, teliti, dan mendalami bahan yang disimak.
2.   Menyimak Ekstensif
   menyimak memahami secara sepintas dan umum dalam garis-garis besar atau butir-butir
   penting tertentu.
3.   Menyimak untuk Belajar
   melalui kegiatan menyimak, seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan.
   Misalnya,  para siswa menyimak ceramah guru bahasa Indonesia, para siswa mendengarkan
   suara radio, televisi, dan sebagainya.
4.   Menyimak untuk Menghibur
   menyimak sesuatu untuk menghibur dirinya. Misalnya, menyimak pembacaan cerita-cerita
   lucu, pertunjukan sandiwara, film, dan sebagainya.
5.   Menyimak untuk Menilai
   menyimak mendengarkan, memahami isi simakan, menelaah, mengkaji, menguji, dan
   membandingkan dengan pengalaman serta pengetahuan menyimak.
6.   Menyimak Diskriminatif
   menyimak untuk membedakan bunyi suara. Dalam belajar bahasa Inggris, misalnya siswa
   harus dapat membedakan bunyi (i) dan (i:).
7.   Menyimak Pemecahan Masalah
   menyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analisis yang
   disampaikan oleh si pembicara. Mungkin juga penyimak dapat memecahkan masalah yang
   dihadapinya, secara kreatif dan analisis setelah yang bersangkutan mendapat informasi dari
   menyimak sesuatu.
Persiapan dan Etika Berwawancara
Sebelum mengadakan wawancara, seorang pewawancara harus menyiapkan berbagai hal.
1.   Menentukan topik wawancara, misalnya: Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi warga miskin.
2.   Memilih narasumber yang akan diwawancarai.
Contoh:
  –  Mewawancarai penyalur BLT, yaitu lurah, ketua RW, dan ketua RT.
  –  Mewawancarai warga yang mendapat BLT.
3.   Membuat janji dengan narasumber.
4.   Menyiapkan daftar pertanyaan untuk wawancara.
Contoh:
a.  Daftar pertanyaan untuk penyalur BLT sebagai berikut.
  –  Bagaimana cara Anda mendata warga yang akan mendapat BLT?
  –  Bagaimana cara penyaluran BLT agar merata?
b.  Daftar pertanyaan untuk warga miskin sebagai berikut.
  –  Bagaimana perasaan Anda setelah mendapat BLT dari pemerintah?
  – Seberapa besar BLT dari pemerintah sangat membantu dalam mencukupi kebutuhan
      keluarga Anda?
Wawancara harus dilakukan dengan etika yang baik. Perhatikan penjelasan berikut!
1. Melakukan janji terlebih dahulu dengan narasumber untuk menentukan waktu dan tempat.
2. Datang tepat waktu saat wawancara dilakukan.
3. Mengenakan pakaian yang sopan.
4. Mengucapkan salam untuk mengawali wawancara.
5. Menggunakan kata sapaan yang tepat.
6. Mengajukan pertanyaan dengan jelas dan lantang, jangan berebutan dengan narasumber.
7. Tidak menyela pembicaraan narasumber karena akan mengganggu kelancaran wawancara.
8. Tidak menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan pribadi narasumber yang tidak
  berhubungan dengan topic wawancara.
9.  Perlu persetujuan narasumber jika hendak menggunakan alat perekam ataupun alat
  pemotret!
10. Mintalah konfirmasi pada narasumber terhadap catatan yang telah dibuat pada akhir
   wawancara! Jangan lupa mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan!
11. Dalam melakukan wawancara Anda juga harus mencermati cara untuk mengalihkan
   pembicaraan atau disebut dengan topic switching. Untuk mengalihkan pembicaraan,
   pergunakan ungkapan yang halus dan tidak menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan
   antargolongan). Kadang, dalam proses wawancara, narasumber memberikan informasi yang
   tidak jelas arahnya, maka Anda dapat melakukan topic switching.
12. Ketika memulai wawancara dengan narasumber, Anda harus mengawali dan mengakhiri
   pembicaraan dengan kata dan ungkapan yang tepat. Mengawali pembicaraan dapat
   dilakukan dengan cara memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum melakukan
   wawancara. Mengakhiri pembicaraan dapat dilakukan dengan mengucapkan terima kasih
   dan salam perpisahan.
Pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara harus disusun secara sistematis dan teratur.
Ada beberapa jenis pertanyaan, yaitu:
1. pertanyaan yang bersifat menimba;
2. pertanyaan yang bersifat menyelidiki;
3. pertanyaan yang bersifat membimbing;
4. pertanyaan yang bersifat menyarankan;
5. pertanyaan yang bersifat mengungkapkan; dan
6. pertanyaan yang bersifat meneliti.
Keenam sifat pertanyaan tersebut harus mencerminkan rumus 5W + 1H. Maksud dari
rumus tersebut bahwa pertanyaan dalam wawancara harus menggunakan kata tanya:
1. what atau apa, 2. when atau kapan, 3. who atau siapa, 4. where atau di mana, 5. why atau mengapa, dan 6. how atau bagaimana.
Selain keenam kata tanya tersebut, penanya juga bisa menggunakan kata tanya lain, misalnya: adakah
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar